awal tahun ini alhamdulillah bisa menginjakkan kaki ke ranah minang.
sebenernya gak ada rencana, lebih tepatnya dadakan.
jadi gini ceritanya, adik saya yang berusia 14 tahun ingin ke Batu Sangkar seorang diri tetapi sebagai kakak yang sayang pada adiknya, tidak tega membiarkan adiknya pergi seorang diri ^^
Jumat (3/1/14) malam saya memutuskan bahwa esok hari saya akan menemani adik saya ke ranah minang. Ini benar benar keputusan berat (seberat apa aja deh).
Keberangkatan pun terjadi. Saya berencana hanya mengantar saja dan Selasa udah balik lagi ke Jambi karena kerjaan menunggu *cieee berasa sibuk aje*
okeh sampailah di Sangka sekitar jam setengah sepuluh malam. Dan istirahat pilihan terbaik.
Tidak banyak berubah. Terakhir kali saya ke Sangka itu Idul Adha tahun 2012 lalu. Dan ini kedua kalinya kedatangan saya sejak nenek tiada. Sedih itu pasti karena ketiadaan nenek terasa aneh jika berada di Sangka. Tapi apalah daya. Ini pilihan terbaik Allah. Semoga nenek tenang di sisi-Nya.
Hari kedua mengunjungi rumah etek Vera, adik bungsu ibu, di daerah Pagaruyung. Menuju rumah etek Vera melewati Istano Pagaruyung. Entah berapa kali saya sudah melewati Istano Pagaruyung tapi belum pernah saya mampir ke sana. Ini seriusan loh. Syedih amat yak. But it's ok. Suatu waktu bisa kali ke sana. Amin.
Ini hari kedua itu artinya hari Senin dan itu artinya besok kembali ke Jambi.
Setelah seharian di rumah etek Vera mengubah kepulangan saya. *tepok jidat* kenapa bisa? yaa bisa dongg. Pasangan yang mau nikah aja bisa gak jadi nikah *lho kenapa ngebahas ini?* #tepokJidat
*okeh kembali ke topik*
Berhubung Kamis baru balik ke Jambi. Jadi saya menikmati Balai Baa di hari Baa. Kalo urang minang lai tau arti kalimat itu hihi.
tapi Indonesia itu kan berbagai suku ya jadi gak semua ngerti bahaso minang.
nah kalimat ntuh artinya "Pasar Rabu di hari Rabu".
Di Sungai Tarab memang ada pasar hanya buka satu kali dalam seminggu, Pasar Rabu. Di sana berbagai macam yang dijual: bahan makanan, makanan ringan khas ranah minang, peralatan sekolah, barang pecah-belah, dan masih banyak lagi.
Rabu malam disibukkan dengan acara pertemuan dua keluarga karena adik sepupu saya akan melaksanakan pernikahan. Insya allah akhir Februari akan diselenggarakan.
Dan tinggal saya seorang diri yang belum menikah karena sepupu yang "gede" udah pada nikah. tapi gpp. Menurut saya, tiap orang itu punya rel masing-masing.
Hal ini membuat saya flashback. Dulu saya ingin sekali menjadi penyiar dan alhamdulillah diberi jalan pertengahan tahun 2012 saya diterima sebagai penyiar DIRA FM. Lalu saya ada niat setelah kukerta ingin mengajar di sebuah bimbel. Dan a saya pun kembali diberi jalan oleh-Nya, alhamdulillah saya diterima sebagai pengajar Nurul Fikri Jambi. Saya menyadari bahwa apa pun yang kita inginkan --selama itu baik-- insya allah akan diberi jalan dan kemudahan oleh-Nya. Tentunya semua itu membutuhkan proses.
Begitu juga dengan menikah. Jika memang ada niat, walaupun belum ada calon, insya allah akan dipertemukan dengan pasangan hidup oleh-Nya.
okeh Kamis pun tiba. Saya kembali ke Jambi. Kembali dengan kegiatan.
Oh iya, selama di ranah minang, hati saya tak menentu. Berhubung pergi mendadak jadi saya meninggalkan jadwal siaran tanpa pengganti, alhasil selama di ranah minang berusaha mencari pengganti. Alhamdulillah ada yang bersedia menggantikan tapi ada juga yang tidak bisa. Namanya juga manusia, pasti punya kegiatan masing-masing. Saya memakluminya.
Walaupun tidak terlalu lama di ranah minang, itu sudah cukup bagi saya karena udara di sana sudah membuat saya nyaman, terlebih lagi pemandangannya.
Jika masih ada umur panjang, ingin menjelajahi ranah minang lebih luas.