Jumat, 29 April 2011

pola pikir yang tak kumengerti

kutemukan sebuah desa terpencil. penduduknya masih suka berkebun dan merawat sawah ladang mereka. bagus kelihatannya. namun ada kejanggalan.
memang baik adatnya jika anak membantu orang tua. tapi apa harus sampai larut malam hingga tak ada lagi waktunya untuk belajar? apa harus merelakan waktu sekolah?
pernah kudekati seorang bocah, kuajak tuk beranjak dari sana dan kembali meraih cita_cita. namun apa daya, yang kudapat hanyalah ribuan kalimat yang tak tentu arah dari mereka, mereka yang mengaku orang tua. entah apa yang ada dalam pikiranku dan mereka. aku hanya ingin bocah_bocah itu bisa meraih apa yang diinginkan, berusaha menjadi apa yang terbaik buat hidupnya dan menjadikan desa mereka semakin maju. hanya itu.
lantas, kenapa aku dituduh tak mengerti?
mereka bilang, jika bukan bocah itu, siapa lagi yang akan membantu mereka mengurusi sawah ladang mereka? mereka perlu mengisi kekosongan perut.
aku tau, mereka butuh sesuap nasi. tapi apa layak bocah_bocah dibiarkan terus_menerus membantu orang tuanya hingga tak tersisa lagi nafas tuk menorehkan pada buku?
sulit dimengerti pola pokir mereka
aku kehilangan arah
sebab kompasku jatuh
di tangan orang
yang tak pasti kedatangannya
dengan ketidaksadaran,
ternyata aku tlah menaruh duri padanya
aku tak tau seberapa dalam
duri yang tak kusadari itu
sungguh,
aku memang terlalu
tidak memahami apa yang seharusnya kupahami
bodoh memang

Rabu, 27 April 2011

jangan perlakukan saya seperti itu
saya tidak akan melawan
jika anda menyerang saya dahulu

jangan buat saya
tidak suka dengan pekerjaan ini
atau bahkan keluar dari pekerjaan ini
sebab saya butuh pekerjaan
sangat butuh
untuk bisa dapat bertahan

tolong
lihat saya
di sini
saya yang hampir tidak bernyawa
dalam pekerjaan ini

Senin, 18 April 2011

karisma itu datang
seketika
bak purnama
menyinari kediaman
desa kecilku

karisma,
ternyata kau
masih tau rupaku

lucu memang
tapi inilah

Tetap Melangkah

Kawan, empat puluh satu ribu sembilan ratus empat puluh lamanya
kita melangkahkan kaki bersama
gula dan garam kita cicipi dengan lidah masing-masing

terkadang kaki kita tak sejalan
tangan tak sama
nyanyian dengan vibra yang berbeda
membuat kita tertawa pada akhirnya

kini,
tetap saja kita melangkah
terus melangkah
menuju dunia kebersamaan

Masih Ada Ruang, Ibu

Ibu,
sejak aku melihat garis khatulistiwa
kau buatkan pondok untukku
kau bangun dengan pondasi kasih
berdindingkan kehangatan dengan atap kesejukan
dan kau hiasi dengan taman kerinduan

ketika hanya jangkrik yang bernyanyi
kau dekap aku
"Nak, kelak nanti kau akan menemukan dan merasakan ruang elok buatmu"
bukan hanya aku tapi juga kau ibu
masih ada ruang untukmu
tuk kau rebahkan kelelahanmu

kini, biarkan aku
bermain dengan sahabat-sahabatmu
dan biarkan aku
memberikan warna pada pondok ini

dan kubiarkan kau
merasakan dunia yang pernah kau ajarkan padaku
dunia yang katamu pasti akan kudapatkan
dan membuat hidupku lebih bermakna
dulu aku merasa tak mampu
namun kucoba
membangun pondasi
dari serpihan-serpihan sampah
yang kudaur ulang
dan aku
mendapatkan hasil
"cukup puas"

tapi,
seketika badai
menerpa semua
entah ada apa

kucoba lagi
dari puing kehampaan
setiap kali kucoba mendekat
namun rasa takut menerjang
hingga nadiku terasa mati
sudah cukup lama aku berdiam diri
kumulai beranjak
tetap tag bisa
sulit rasanya

Jumat, 08 April 2011

duapuluh tahun sudah
aku bernafas di dunia

bersyukur aku atas anugrah-Mu
selama ini

maaf
aku yang berlumur dosa
yang tak kunjung puas
aku akan lebih memilih menjadi anak kecil,
yang tak tau apa_apa,
yang tak harus menanggung beban,
yang tak akan memikirkan masalah
yang akan membuat hidup makin sulit,

yang hanya tau kedamaian

Rabu, 06 April 2011

Tayangan Kecil Negriku

konstitusi dilelang
angso duo ramai
sepanjang kota baru-arizona
berlari menentang jarum jam

sedang telanai
sibuk melahirkan cendekiawan
‘tuk bertemu leninisme

Gerimis Lagi

aku diterpa gerimis ini lagi
gerimis yang tak mampu
mengeringkan intan yang pernah kau buat untukku
gerimis yang terus membasahi perban putihku

gerimis yang selalu saja datang
ketika aku tag sanggup memendam,
apa aku harus rela mengeluarkannya
hingga hancur begitu saja,
atau aku harus melangkah keluar
dari istanaku sendiri
hingga membiarkannya berlalu

Jumat, 01 April 2011

tadi kulihat seorang bocah
mengais tanah
kaleng, plastik, botol
bersama lelaki renta

ingin kudekati
tapi
aku takut
tak mampu menahan gerimis
gerimis yang sejak tadi lelah
menemaniku