gag nyangka aja sekarang udah berusia duapuluhtahun. Kalo kata orang-orang sich, usia segitu udah bisa nikah.
Apa?
Nikah?
hadeh hadeh hadeh
pikiran aye belom nyampe ke sana. maaf yak...
emang sich, usia segitu udah bisa dibilang dewasa,
tapi aye belom ngerasa dewasa. hmmm gimana ye,, susah banget ngejelasinnya.
hmmmm tapi aye yakin, tiap orang ntuh punya tingkat kedewasaan yang berbeda.
dan suatu saat nanti aye bisa bersikap dewasa
^_^
Sabtu, 30 Juli 2011
Jumat, 15 Juli 2011
Senin, 11 Juli 2011
malam, kali ini biarkan aku sejenak berpikir, beri aku ruang, beri aku tempat untukku sendiri, bukan maksudku untuk egois atau apa, tapi aku sangat membutuhkan itu. aku juga tak ingin mengambil sisa malammu, tapi mau bagaimana lagi, saat inilah aku bisa melakukannya. maav, jika kuharus merampas sebagian hartamu.
bincangbincang
dewi, "bagiku ini sangat berat, entahlah bagimu atau orang2 di luar sana, tapi memang ini yang kurasakan, tak pernah terintas akan seperti ini, sungguh, senja ini menyapaku dengan gerimis yang menyiksa"... dewa, "ehm,, siap memberikan bahu ini"... dewi, "ketika kau memberikan bahu itu, aku takut tak bisa manahan gerimis ini dan akan semakin menjadi, apa kau sanggup menampungnya?... dewa, "mereka bilang aku ini tak bisa apa_apa, aku hanyalah seonggok pohon tua, daunku tla kering dan butuh setitik air agar ia kembali hijau, dan gerimismu itu akan kembali menyuburkannya, tapi aku masih takut, apakah engkau mau jika nanti aku mengotori halaman rumahmu dengan daun_daun kering ini?"... dewi, "jika gerimisku ini bisa membantu menyuburkan pohon itu, lantas mengapa aku harus takut dikotori oleh daun_daun kering itu? agar kau tau, adanya daun_daun kering itu bisa memberikan warna di halamanku, sebab halaman ini penuh dengan tetesan embun pada daun yang tersembunyi sejak dulu"... dewa, "tapi aku tak bisa menjanjikanmu buah yang manis dan segar, di siang hari aku hanya bisa meneduhkanmu, dan malam hari aku hanya bisa menghiasi halaman rumahmu dengan cahaya kunang_kunang"... dewi, "aku tak butuh janji semanis apapun, kau memberikan keteduhan walau siang hari itu sudah cukup bagiku, karna aku yakin, jika aku berjalan saat terik matahari, tak seorangpun menoreh padaku, dan jika malam kau hanya memberikan cahaya kunang_kunang, itu lebih dari cukup, sebab aku takut akan gelap"... dewa, "jika engkau menerima semua itu, aku juga akan menerima, menengadahkan tangan, menggenggam gerimis di atap rumahmu, tapi, jika dahan ini mulai terasa goyang, aku ingin engkau ada untuk menopangnya"... dewi, "trimakasi atas tengadah tangan itu, jika terasa dahan itu bergoyang, aku akan berusaha menopangnya dengan pondasi yang kumiliki, walau pondasi ini sedikit tlah rapuh, aku akan menopangnya, sebab aku tak ingin dahan itu patah, terlebih pada tengadah tangan itu"... dewa, "ehm, jadi, sebagai langkah pertama, apa yang harus pohon tua ini lakukan?"... dewi, "gerimis ini ingin menyapa pohon itu, bersuara sebisanya"... dewa, "yaa, aku bisa merasakan setitik demi setitik cucuran gerimis itu, mungkinkah aku bisa menghalau awan mendung penyebab gerimis itu?"... dewi, "aku saja tak mampu menghalaunya, sebab ini kali pertama bagiku"... dewa, "jika boleh aku tau, badai apa yang telah merebahkanmu?"... dewi, "andai saja aku mampu bersuara, tlah aku katakan padamu, tapi, sulit bagiku tuk bersuara, maav, bukanku angkuh atau apa, tapi memang tak sanggup bersuara"...
050711
0559
050711
0559
Kamis, 07 Juli 2011
Gerimis Senja
Gerimis lagi
Di senja ini,
Dan lagi
Aku terpuruk
Dalam istanaku sendiri
Lepas inginku
Bersama mereka
Bisa memamerkan kebahagiaan
Sedang aku
Melewati senja
Bersama gerimis
tiada henti
dan
sejadi-jadinya
Di senja ini,
Dan lagi
Aku terpuruk
Dalam istanaku sendiri
Lepas inginku
Bersama mereka
Bisa memamerkan kebahagiaan
Sedang aku
Melewati senja
Bersama gerimis
tiada henti
dan
sejadi-jadinya
Selasa, 05 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)