Rabu, 16 Mei 2012

Selasanya Eca


               Aku. Aku di sini sejak Reza berdiri di hadapanku dengan senyum polosnya itu. Senyum yang tak akan sama. Enggan aku beranjak dari sini, tempat yang sulit kujelaskan keberadaannya.
            “Mau berapa lama lagi menahannya, Ca?” Pertanyaan Riska yang selalu mengejar. Pertanyaan yang selalu kujawab dengan pernyataan yang sama. “Entahlah. Aku sendiri tak tahu. Biarkan aku menikmatinya.”




            Selasa menyapa, lagi. Tentu aku tersenyum menyambutnya sebab untuk kesekian kalinya aku menyapanya pula. Reza. Menyapanya dengan sentuhan kata di jejaring sosial. Ia selalu membalasnya, “rangkaian katamu selalu menegurku dengan ramah, terima kasih yang kesekian kalinya.”
            Riska mendekatiku. “Ca, sudah menyelesaikan ritual?” Tanya Riska padaku dan aku membalasnya dengan sebuah senyuman manis. “Riska, jangan terlalu melebih-lebihkan fakta. Kamu nanya menyelesaikan ritual,  memangnya aku punya aliran baru? Aneh kamu, Ris!” tanggapku dengan tegas. “Kok kamu nunjuk diri sendiri, bukannya kamu yang aneh? Aneh semenjak menjadi Selasa untuk Reza. Reza yang selalu kamu kagumi tapi kamu tidak pernah mengutarakan kekagumanmu padanya. Ayolah, Ca! Ini 2012 dan waktunya kamu memulai. Mau sampai kapan berselimut dalam Selasa?” tutur Riska dengan panjang lebar.
            “Ris, aku mau jujur tapi keberanianku telah punah. Aku hanya tidak ingin senyum itu hilang di saat aku mengatakan bahwa Selasa itu aku, orang yang telah mengirimnya pesan selama dua tahun ini. Jujur, aku memang mengaguminya tetapi aku tidak mampu untuk mengutarakannya sebab aku tahu, dia tidak akan suka dengan rasa ini. Dan aku tidak mau pertemanan kami lenyap, Ris,” tuturku.
            Di saat meredakan nafas setelah berbicara panjang lebar, kulihat keadaan sekitar taman yang penuh dengan mahasiswa. Mataku terhenti pada sosok yang kukenal. Reza. Dia berada di belakangku. Entah berapa lama dia telah berada di sana. Apa dia mendengar pembicaraanku dengan Riska? Bagaimana kalau dia memang benar mendengarnya? Atau dia baru beberapa detik yang lalu di sana hanya untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya seminggu yang lalu?
***

*fotonya dari mbah google :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar