Kenapa gunain “a new life”?
bukan ingin menyombongkan diri, saya aja gak pinter pinter sangat urusan english..
Yaa memang itu yang pantas untuk mendeskripsikan
masa KKN yang telah saya lalui selama dua bulan. Sebenernya udah lama banget
masa-masa itu –pertengahan April sampai pertengahan Juni taun ini–
Dan saru baru nge-post sekarang #gubrak
Lama kan?
*silahkan itung sendiri berapa lama*
Tertanggal 11 April
2013 Sekitar pukul tujuhan saya sudah tiba di kampus, lebih tepatnya di depan
Balairung. Saya pikir, keberangkatan akan sepagi pikiran saya, namun sudah jam
delapan pun belum berangkat juga, bahkan bus –untuk kelompok saya- belum
datang. Sempat kesal karena bus tak kunjung datang. Sekitar pukul setengah
sembilan, bus datang, mulai membenahi barang-barang ke atas bus. Sebelum
berangkat, kami diberikan pengarahan oleh masing-masing DPL. Bagi yang membawa
kendaraan, diharapkan memakai almamater, yaa mungkin agar memudahkan pencarian
kalau hilang. Dan akhirnya sekitar jam Sembilan lewat berapa –saya lupa lebih
berapa menit-, kami berangkat. Meninggalkan kota Jambi. Saya duduk sebangku
dengan Wati, anak Ekonomi Akuntansi. Tempat duduk kami tidak terlalu depan dan
tidak terlalu belakang juga. Kalau bisa disenandungkan, yang sedang-sedang saja.
Selama
perjalanan, saya merasa dag dig dug karena belum tahu bagaimana kondisi kukerta
yang akan ditempati, bagaimana masyarakat di sana, apakah kami diterima dengan
baik, apakah akan terjadi sesuatu. Ah entahlah, terlalu banyak yang dipikirkan.
Sekitar jam satu siang, saya dan teman-teman beristirahat di daerah Pauh, salah
satu daerah di Sarolangun. Yah, kami sudah memasuki kabupaten Sarolangun,
tempat dimana kukerta. Pemberhentian ini seharusnya bisa manfaatkan untuk makan
siang tetapi saya tidak lantas makan siang, karena saya dan beberapa teman
memutuskan untuk makan siang di lokasi kukerta saja. Perjalanan pun
dilanjutkan. Tiba di lokasi sekitar jam dua siang lebih. Kami disambut ibu
Kades Pelawan. Oh iya, saya belum memberitahu apa nama desa tempat kukerta saya
dan teman-teman.
Tempat
KUKERTA saya beserta teman-teman ialah desa Pelawan, Kabupaten Sarolangun. Desa
Pelawan tidak terlalu jauh dari pusat kota Sarolangun, sekitar 20 menit dengan
mengendarai kendaraan. Daerah desa tempat KUKERTA sangat berbeda sekali dengan
bayangan saya. Tak sesepi pikiran saya. Bahkan sangat ramai.
Btw btw kami diberikan dua rumah sebagai posko. Satu
untuk posko putra, satu lagi posko putri. Tidak terlalu jauh jaraknya. Saling
hadapan sehingga tidak mempersulit saya dan teman teman untuk berkomunikasi.
Posko putri di rumah kakak ipar pak Kades sedangkan posko putra juga masih
sanak keluarga pak Kades.
Ngomongin posko, bersyukur banget buat para putri.
Gimana gak? Posko berasa hotel bintang lima. Lantai keramik, ada kamar yang
bisa dipake, dapur ada, kamar mandi juga ada, tempat jemur pakaian juga ada,
tipi juga ada. Gimana gak lengkap coba? Haaa benar benar beruntung kami.
-ini nih posko para putri-
-nah kalo rumah panggung ini posko putra-
*tepok jidat*
Sampe sejauh ini, saya belom memperkenalkan
teman-teman posko saya. Tapi lebih baik nanti saja saya beritahu. Di akhir
cerita ini.
*biar misterius*
Okeh malam pertama pun tiba *eitss jangan mikir
macem macem yee* Malam pertama di posko maksudnyaaa.
Mulai merapatkan segala sesuatu hal yang perlu
dibicarakan. Dimulai dari pembagian tugas piket,perlengkapan posko, aturan
aturan yang harus dipatuhi, pembagian tempat observasi, program kerja yang
harus dikerjakan, dan kekompakan yang harus dijaga.
Oh iya sebelum rapat merapat, kami diundang untuk
datang ke acara yasinan di rumah Kades. Sekaligus memperkenalkan kami kepada
warga desa.
Satu minggu pertama dimanfaatkan untuk melakukan
observasi. Kami dibagi menjadi empat tim sesuai dengan jumlah dusun yang ada di
desa Pelawan. Di desa Pelawan terdapat empat dusun yaitu dusun Suko Mulyo
Bawah, Suko Mulyo Atas, Simpang Bedeng, dan Sungai Dalam. Dan saya melakukan
observasi bersama Wati, Aina, Indra, dan Agung di dusun Suko Mulyo Atas.
Yak setelah observasi, waktunya ngerencanain apa aja
kegiatan yang bakal dilakuin selama KUKERTA di desa tersebut. Ternyata gak
semudah balikin telapak tangan bikin LRK ntuh. Mau tau apa itu LRK? *silakan
kukerta dulu*
Hari hari berlalu. Kami mulai beradaptasi dengan
lingkungan sekitar. Belajar bahasa baru. Dua minggu berlalu kami masih sibuk dengan
perbaikan LRK. Ini semacam demam LRK seposko.
Kami juga mulai bersibuk ria dengan program kerja
masing-masing. Walopun program kerja masing masing tapi tetap membutuhkan
bantuan teman teman lain juga, dengan kata lain kerja sama. Itu pasti. Gak mungkin
dongg dikerjain semua sendiri. Itulah salah satu pelajaran yang saya dapat
selama kukerta.
Salah satu pekerjaan yang harus segera diselesaikan
ialah pembuatan lapangan volly. Kenapa? Yaa biar kami juga bisa menikmati
sebelum kukerta selesai. Walopun dalam pembuatan lapangan itu masih
tersendat-sendat tapi Alhamdulillah selesai juga. dan hampir tiap sore di sini. rame rame
-main voli tiap sore-
Selain pembuatan lapangan volley, ada juga program
kerja yang benar benar membutuhkan perjuangan. *jeng jeng jeng*
Pendataan E-KTP. Yap itulah salah satu program kerja
saya. Tapi tidak mendata se-Pelawan. Bagian saya hanya mendata di RT 04. Dalam
pendataan itu saya dibantu oleh teman teman juga. Pagi, siang, sore, malam
mendata. *drama queen banget yaa*
Selain program kerja, kami juga punya kegiatan rutin
tiap malam Jumat. Yasinan di rumah warga. Nah selain yasinan di rumah warga,
kami juga punya kegiatan rutin yaitu senam Jambi dan aerobik seminggu dua kali.
Tapi kalo sikon gag bersahabat, yaa sekali seminggu. Percuma aja ada anak
porkes tapi gak senam ^^
-ini senamnya di lapangan MTQ-
Kami juga bikin turnamen sepak bola sekecamatan
Pelawan. Intinya sih manfaatin mahasiswa kukerta di setiap desa, jadi gampang
komunikasinya. Tapi ada juga dua desa yang gak ada mahasiswa kukertanya tapi
tetep ikutan turnamen (dan itu termasuk kecamatan Pelawan). 23 Mei 2013
pembukaan turnamen dan saya dipercaya sebagai pembawa acara *Alhamdulillah* Dan
01 Juni 2013 turnamen berakhir. Pemenangnya ialah Talenta FC.
-ini salah satu dokumentasi waktu turnamen berlangsung-
Sembari itu saya juga sibuk dengan program kerja
yang harus saya selesaikan. Salah satu proker yang menguras keringat ialah
perbaikan gantungan di PAUD. Semua teman cewek ikutan partisipasi. Bahkan
sampai larut malam pun kami tetap mengerjakan. Selain temen cewek, temen cowok
juga ikutan dan beberapa warga juga ikut bantuin. *so sweet*
-suasana pembuatan hiasan gantung-
*tengkyuu bantuannya cemans*
-udahan dulu ceritanya-
To be continue lah pokoknyaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar