kawan, hampir saja aku membangun gubuk. bukan hanya untukku. tapi kami. tiap detik kami bangun bersama. kerikil-kerikil usang. debu-debu lampau. semen-semen basi. dan juga tiang-tiang sisa bangunan. aku mulai bersahabat dengan tanah di sekitar. mencoba akrab dan terbiasa. namun ia, tak mampu menaklukan tanah. tak mampu melawan angin hulu hingga ia pun terbawa, hulu pula. aku tak bisa menahannya. dan punah sudah pondasi mini yang dibangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar