aku sendiri sulit untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam pikiran dan hati ini. ada rasa takut, geram, kesal, bangga, sedih, jengkel, sakit hati, dan semua bercampur aduk. bagaimana aku menjalani hari yang telah siap menyapaku? haruskah aku berbalik arah dan berlari membelakanginya? tapi TAK MUNGKIN. karna aku tak mau menjadi pengecut atau pecundang sekali pun. tapi jika aku harus tetap pada jalan ini, aku harus siap dengan apa pun yang akan terjadi..
andai saja kau di sini, di sampingku, menemani aku yang tertatih menghadapi semuanya. andai saja, kau datang sebelum waktunya, setidaknya aku memiliki teman berbagi. andai saja kau di sini, kau bisa menemaniku menikmati senja bersama, setidaknya mengurangi penatku. apa kau tega melihatku seperti orang gila?
yaa andai saja kau di sini, aku bisa meminjam bahumu untuk bersandar, sebentar saja, hanya untuk beristirahat sejenak.. andai saja, kau di sini, genggamanmu mungkin bisa meredakan nafasku yang hampir tak terdeteksi lagi.
kau tau? saat ini, aku merasa kaki ini tak mampu lagi mengitari dunia,
bagaimana jika memang benar?
bagaimana dengan dunia kita?
aku tak mau membiarkan kau sendirian mengukir dunia kita. aku ingin kita bersama-sama.
mengukir dunia baru untuk kita, hanya kita berdua.
tapi aku sadar, saat ini aku tanpamu, tanpa bahumu, dan tanpa genggamanmu.
aku harus bisa berjalan sendiri.
dan masih bertaham menunggumu.
*teruntuk kau yang entah dimana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar