Hal
yang menenangkan hati itu adalah siaran, salah satu dari beberapa hal. Kenapa
begitu? Karena dengan siaran, saya bisa berbagi pengetahuan, apa pun itu, dan
juga menyajikan lagu-lagu yang diharapkan bisa menemani pendengar yang sedang beraktivitas.
Berada di dunia broadcasting itu ternyata banyak cerita dan kisah: menambah
pengetahun. Ada ucapan yang haram dikatakan saat siaran, lalu juga harus
mempunyai etika. Sebelum siaran sebaiknya udah nyiapin naskah siaran biar
siarannya lebih teratur.
Alhamdulillah,
dua tahun sudah belajar di Dian Irama FM, lebih tepatnya tanggal 15 Juli. Gak
berasa yaa dua tahun itu ternyata berlalu begitu cepat. Dua tahun yang berlalu
dengan derasnya dan saya sebagai penikmatnya. Banyak pengalaman, itu pasti. Banyak
pengetahuan, yaa itu iya juga karena dunia broadcasting adalah dunia baru yang
mulai saya dalami sejak diterima sebagai penyiar di Dian Irama FM. Pun ternyata
dua tahun bukan waktu yang cukup untuk membuat saya paham tentang segala
sesuatu tentang penyiaran. Belum cukup puas, kawan. Masih banyak yang belum
saya tahu dan pahami. Masih banyak kekurangan yang (sering) saya lakukan selama
siaran. Dan masih banyak hal yang harus saya gali.
(ini siaran di gedung lama DIRA FM, daerah Simpang Kawat)
(nah nyang ini gedung baru DIRA FM, daerah Thehok)
Selama
dua tahun saya berusaha untuk menjadi penyiar yang bisa diterima oleh
pendengar; penyiar yang membuat pendengar nyaman; penyiar yang friendly, baik
hati, tidak sombong, dan rajin menabung hehe; penyiar yang memberikan syemangat
pagik; penyiar yang ngasi informasi gak setengah-setengah; penyiar yang
sepenuhnya untuk pendengar. Tapi itu hanya harapan saya yang sudah diusahakan
selama ini. Untuk penilaian, saya serahkan seutuhnya kepada pendengar.
Selama
dua tahun ini pula saya hampir merasakan semua suasana; syemangat, syedih,
ngantuk, capek, bahagia, terharu, bete, jengkel, syeru, kocak, dan sebagainya.
Gimana gak coba? Tiap siaran itu pasti bawaannya beda-beda. Misalnya, kalo
siaran pagi dan siarannya sendirian itu rasanya nano-nano. Satu sisi harus
syemangat karna yang namanya siaran pagi itu memberikan syemangat sama
pendengar supaya mengawali pagi itu dengan sebuah senyuman dan juga syemangat
yang luar biasa supaya sepanjang hari akan menjadi hari yang luar biasa juga.
Tapi di sisi lain, nge-bete-in kalo off air, gak ada temen ngobrol, mana masih
ngantuk, mana belum sarapan (kadang-kadang sih), dan kadang belom mandi jugak
(eits tapi lebih sering mandi keleus). Yaa itulah nikmaanya siaran pagi.
Nah
akan berbeda ceritanya kalo siaran pagi dan ada temennya. Itu mah asyik dan
syeru beud. Dan siarannya pun lebih focus (baca: kacau). Gimana gak kacau? Yang
namanya siaran tendem, itu pasti obrolannya melanglang buana entah kemana tapi
tetep kok akan kembali ke topic pembicaraan. But it’s fun. Apalagi kalo off
air, bakal ngobrol-ngobrol biar gak tambah ngantuk ahaha. Ngomongin siaran
pagi, saya pernah tendem sama beberapa temen yang lain, kak Aryn misalnya.
Selain
siaran pagi, saya juga pernah siaran siang. Siaran siang itu lebih memberikan
informasi aja sih. Kalau menurut saya sih yaa, lebih enak sendiri karna agak
sulit untuk pembagiannya (jeilah berasa bagi sembako). Lain cerita lagi kalo
siaran sore. Ini lebih berinteraksi sama pendengar karena program kirim salam
dan request lagu. Dan gak semua lagu juga yang diputerin karena waktunya gak
cukup hoho. Dan siaran malam pun pernah saya jelajahi, jam 9 malam batesnya.
Siaran malem itu sesuatu, apalagi malem minggu *ehh maksudnya Sabtu malam hehe.
Sebenernya pengen sih siaran sampe jam 12 malem tapi keadaan gak memungkinkan.
Well, siaran malem tuh saya jalanin ketika masih di gedung lama, daerah Simpang
Kawat. Dan berhubung sekarang lokasi studio tambah jauh, daerah Thehok, saya
off untuk siaran malem. Tapi sesekali sempet juga ngerasain siaran malem di
gedung baru hehe. Yap, hanya sesekali. Tapi anehnya, walopun gak siaran malem
dan ada meeting atau ngumpul sama temen-temen di radio, pulangnya lebih sering
malem. Yaa begitulah yaa, kalo udah ketemu gak kenal waktu J
Ngomongin
dunia penyiaran, pasti ada team yang bergerak untuk terus menopangnya. Tapi
“team” yang saya temui, baru saya rasakan setahun ini. Semangat yang terus
berkobar dan seakan tak pernah mati. Semangat yang membuat saya ingin terus
berada dalam lingkarannya. Semangat untuk terus bangkit di saat semua tak
bersahabat. Bukan sekadar team, melainkan sudah membentuk jalinan persahabatan
bahkan persaudaraan. Saya bangga sudah mengenal mereka. Bangga memiliki mereka.
Terima kasih Allah karena Engkau telah mempertemukan hamba dengan orang-orang
yang hebat.
Yap,
inilah “team” yang saya maksud
(ini foto diambil tanggal 15 Juni 2013)
(nah kalo nyang ini, waktu bulan puasa taun ini, 2014)
Bersama
mereka, selalu ada hal-hal kecil yang menjadi sesuatu yang tak terlupakan.
Bersama mereka pun saya mengerti bahwa tidak mudah untuk menyatukan pendapat.
Kurang
lebih satu tahun sudah kebersamaan ini. Dalam waktu yang singkat itu pula sudah
membuat satu sama lain memahami.
Saya
akan membahas kebersamaan kami di postingan yang berbeda karena kami special
(gak pake telor yak) :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar