Jumat, 26 September 2014

Ketika Randi menangis #FF100Kata

Sudah jam sebelas malam. Pasti ibu menunggu di ruang tamu sambil merajut, sedangkan adiknya terlelap dalam kamar, pikir Randi.

Namun, Randi tak mendapati ibunya di ruang tamu. Ah, mungkin ibu terlalu lelah.

Bergegas ke kamar ibu. Tak ditemui pula di sana.

Dan di kamar Randi.

Tergeletak.

Pucat.

Darah mengental dari hidung mancung ibunya.

"Ibu ... Ibu ... bangun, Bu! Kenapa begini, Bu?"

Randi mengguncangkan badan ibunya. Berharap beliau segera sadar.

Stok air dari matanya keluar juga.

Tersedu-sedu.

"Cut."

Tiba-tiba Intan mendekatinya bak sutradara ulung.

"Bangunlah, Bu. Natural sekali dan kakak pantas menjadi aktor terkenal," sambil menepuk bahu Randi.

***

Tema: tokoh utama pria POV orang ketiga.

6 komentar: